Gangguan Irama Kelancaran
Gangguan Irama Kelancaran
Kelancaran merupakan salah satu aspek bicara yang merujuk kepada urutan, keluwesan, kecepatan serta usaha seseorang saat berbicara. Stuttering atau yang biasa dikenal dengan gagap, merupakan gangguan irama kelancaran yang paling sering terjadi. Stuttering sendiri merupakan gangguan pada irama kelancaran bicara yang dikarakteristikkan dengan repetisi atau pengulangan (bunyi, suku kata, kata, dan frase), prolongasi (pemanjangan bunyi), blocks (pemberhentian secara tiba-tiba), interjections (penambahan kata-kata yang tidak diperlukan), dan revisi, yang akan berdampak pada kecepatan serta irama bicara. Ketidaklancaran bicara ini biasanya disertai dengan ketegangan saat berbicara, reaksi negatif, perilaku sekunder, dan penderitanya bisa jadi menghindari bunyi, kata, atau situasi tertentu. Gangguan kelancaran bicara lainnya adalah Cluttering, yang dikarakteristikkan dengan kecepatan bicara yang terlalu cepat atau tidak teratur sehingga mengganggu kelancaran dan kejelasan bicara (St.Louis & Schulte, 2011).Stuttering
part-word atau sound/syllable repetitions (contoh, “Lihat b-b-bayi itu”), prolongasi (contoh, “Ssssssssssselamat siang”), dan blocks (yakni, ketidakmampuan untuk memulai suatu bunyi). Selain itu, dibandingkan dengan ketidaklancaran yang dialami oleh sebagian besar orang, ketidaklancaran pada penderita stuttering umumnya disertai dengan durasi, usaha serta ketegangan yang lebih besar. Aspek yang menjadi faktor keparahan penderita stuttering mencakup frekuensi serta tipe kegagapan dan kemampuan seseorang yang mengalami stuttering untuk berkomunikasi secara efektif.
Cluttering
Pada cluttering, penurunan kejelasan serta kelancaran bicara disertai dengan bicara yang cepat dan tidak teratur. Karakteristik cluttering sendiri mencakup deletion (penghapusan) suku kata (contoh, Saya mau pergi ke Kalimantan” menjadi “Samapekaltan”) dan/atau omisi (penghapusan) akhir kata (contoh, “Ayah membeli aki” menjadi “Ayah membelaki”. Gangguan kelancaran pada cluttering terkadang dikarakteristikkan dengan ketidaklancaran tipikal seperti revisi danPenyebab
Stuttering
Penyebab stuttering sangat beragam, diantaranya terdapat faktor genetik dan neurofisiologis tertentu yang diduga berkontribusi terhadap kemunculannya. Meskipun sempat menjadi isu yang populer, akan tetapi masalah emosional serta pola asuh orang tua tidak menyebabkan stuttering. Namun, benar adanya jika mengatasi stuttering dapat mengakibatkan reaksi emosional tertentu dan perilaku menghindar. Meskipun tidak dianggap sebagai penyebab stuttering, faktor lingkungan dapat memperparah ketidaklancaran seorang anak. Faktor-faktor yang dimaksud mencakup dinamika keluarga, gaya hidup serba cepat, stres dan kecemasan, serta tempramen anak.
Faktor-faktor yang menyebabkan stuttering yakni- Faktor Genetik
- Faktor Neurofisiologis yang meliputi:
- Perbedaan Gray dan White Matter: Anak-anak dengan stuttering menunjukkan menurunnya kualitas volume gray matter bagian kiri dengan penurunan integritas white matter pada hemisfer kiri.
- Perbedaan Konektivitas Jaringan Saraf Neural:
- Lateralisasi Atipikal pada Fungsi Hemisfer: Anak-anak prasekolah yang mengalami stuttering menunjukkan perbedaan dalam kemampuan otak yang digunakan sebagai indeks pemrosesan bahasa. Penemuan ini menimbulkan pendapat terkait dengan adanya laterisasi atipikal pada fungsi bahasa dan bicara yang terjadi berdekatan dengan awal terjadi stuttering.
- Koneksi White Matter: Seseorang yang mengalami stuttering memiliki koneksi white matter lebih banyak pada hemisfer kanan apabula dibandingan dengan orang-orang dengan kelancaran bicara ya normal.
Faktor Risiko Stuttering
- Jenis kelamin anak, anak laki-laki diketahui mempunyai risiko yang lebih besar mengalami stuttering dibandingkan anak perempuan
Cluttering
Faktor Risiko Cluttering
Jenis kelamin anak, cluttering umumnya terjadi pada anak laki-laki. Rasio terjadinya cluttering pada laki-laki dan perempuan dilaporkan antara 3:1 hingga 6:1
Komentar
Posting Komentar