MENGENAL KLASIFIKASI KELAINAN SUARA

Seseorang yang berbicara dengan suara yang berbeda dengan bicara yang normal termasuk mempunyai kelainan suara. Sumber suara seseorang terdapat pada laring yang didalamnya terdapat selaput atau pita suara (vocal cord, yang getara selaput suara ini menghasilkan nada, kemudian mengalir melalui rongga kerongkongan dan mulut, kadang-kadang melalui rongga hidung. rongga tersebut turut bergetar memungkinkan kualitas suara berubah-rubah.

Kualitas suara tergantung pada getaran vocal cord, laring, dan rongga organ suara lainnya. Selain suara tergantung pada alat-alat vocal, suara juga tergantung pada keadaan jasmani, emosi, dan alam sekitar. Suara yang normal harus memiliki sifat minimal dari pada pitch (tingkatan nada atau tinggi rendahnya suara), loudness (kuat dan lemahnya kenyaringan suara), dan quality (warna suara) yang dapat membuat suara ini menjadi terang, wajar, dan enak didengar.

Kelainan dari ketiga bagian ini mengakibatkan kelainan suara. Salah satunya pasien laryngectomy yang tidak bisa bersuara lagi karena pita suara diangkat juga kelainan suara dengan gejala suara double atau diplophania karena ikut bergetarnya pita suara palsu jadi jelaslah bahwa suara yang normal harus mempunyai (3) sifat penting ada loudness, pitch, dan quality maka bila tidak memenuhi syarat dari ketiga sifat tersebut maka yang bersangkutan mengakibatkan mengalami kelainan suara.

Kelainan pitch, tediri dari:

1. Pitch monotone, dapat disebut kelainan nada tunggal (monopicth dan tidak ada irama). kelainan ini sering terdapat pada anak tunarungu.

2. Pitch terlalu tinggi, suaranya terlalu tinggi atau kecil, sehingga tidak sesuai dengan umur dan jenis kelaminnya. contohnya seseorang laki - laki yang suranya kewanita - wanitaan atau sebaliknya.

3. Pitch terlalu rendah, yaitu ketika seseorang suaranya terlalu rendah atau besar.

Kelainan loudness, terdiri dari :

1. Afonia, yaitu ketika sesorang tidak mempunyai suara atau bisa dikatakan kehilangan sumber suara dan tidak berfungsinya sumber suara yang disebabkan oleh kelainan organ bicara maupun kelainan psikis.

Kelainan quality, terdiri dari:

1. Hypernasality: suara yang diucapkan menjadi nasal atau sengau semuanya.

2. Hyponasality atau denasal: penderita tidak dapat mengucapkan huruf-huru nasal.

3. Disphonia (tidak bersuara): pada penderita suaranya seperti berbisik, arythnic, kadang-kadang suaranya keras, kadang-kadang lemah.

4. Breathy voice (suaranya terengah-engah): pada penderita breathy voice suaranya menunjukkan kurang daya hidup physis. perneasannya kurang memuaskan, dan tidak dapat menahan aliran udara yang cukup lama.

5. Hoarse voice (suaranya parau): penderita hoarse voice hampir sama dengan menderita breaty voice tetapi lebih keras. sehingga pembicara atau penderita menunjukkan keteganggan pada waktu berbicara.seolah-olah dipaksa,sehingga otot-otot leher tegang orang yang breathy voice,kadang-kadang memiliki hoarse voice,bila bicara keras seperti orang sakit tenggorok (larynxitis).

Daftar Pustaka

Drs. Sardjono (2005). Terapi Wicara. Jakarta.

Jumiarti, A.MD T.W.,S.PD (2011). Buku Ajar Disfonia. Akademi Terapi Wicara Yayasan Bina Wicara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL AFASIA DAN PENYEBABNYA